<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:\"Angsana New\"; panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-2130706429 0 0 0 65537 0;} @font-face {font-family:\"Angsana New\"; panose-1:2 2 6 3 5 4 5 2 3 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-2130706429 0 0 0 65537 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:\"\"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:\"Times New Roman\",\"serif\"; mso-fareast-font-family:\"Times New Roman\"; mso-bidi-font-family:\"Angsana New\";} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {mso-style-unhide:no; mso-style-link:\"Body Text Char\"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:\"Times New Roman\",\"serif\"; mso-fareast-font-family:\"Times New Roman\";} span.BodyTextChar {mso-style-name:\"Body Text Char\"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:\"Body Text\"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:\"Times New Roman\",\"serif\"; mso-ascii-font-family:\"Times New Roman\"; mso-fareast-font-family:\"Times New Roman\"; mso-hansi-font-family:\"Times New Roman\"; mso-bidi-font-family:\"Times New Roman\";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-family:\"Calibri\",\"sans-serif\"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:\"Times New Roman\"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page WordSection1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.WordSection1 {page:WordSection1;} -->
. Sejarah Kampung Arul Gading
Dataran Tinggi gayo (Bener Meriah) atau orang manca negara menyebutnya dengan sebutan miniatur orang eropa pedalaman, dengan latar perkebunan kopi serta hutan pinusnnya, pada dasarnya penduduk Arul Gading berasal dari kampung Rime Raya Kecamatan Timang Gajah Kabupaten Aceh Tengah. Sejarah awal kampung Arul gading berawal dari adanya kerajaan Linge. Pada masa itu Raja Linge Memiliki dua orang anak Laki-laki, yaitu Sengeda dan Genali sebagai abangnya yang meninggal dunia menjelma menjadi seekor Gajah Putih. Setelah Raja Linge tersebuit meninggal dunia,akhirnya adiknya Sengeda naik menjadi Raja, pada masa itu masih dibawah umur. Karena permasalahan perebutan tahta kerajaan si raja kecil dibunuh oleh adik dari bapak kandungnya.tetapi tidak lama kemudian terdengar ada gajah yang berbulu putih dan berkulit putih berkeliaran disekitar kerajaan yang ternyata jelmaan dari raja kecil, yang dijuluki dengan Gajah putih. Suatu ketika raja menunggangi gajah tersebut menuju Kuta Raja, tetapi pada suatau tempat sang raja beristirahat beserta rombongan dan sang rajapun tertidur dan ketika terjaga sang gajah tadi tidak ditemukan lagi. Akhirnya raja pulang ke linge dan dipertengahan jalan mereka masih mencari-cari gajah tersebut, akhirnya ditemukan di dalam Arul (alur) yang tersisa hanya Gadingya, maka dari saat itu alur tempat berbaringnya Gajah tersebut dikenal dengan sebutan ”Arul Gading”. pada tahun 1998 dimekarkan dari kampung Rimba Raya wilayah yang berada di Kampung Arul Gading menjadi 4 dusun, masing-masing Ds, Arul Gading, Ds. Transat, Ds. Sesongo dan Ds. Menderek, dan adapun arti sesungguhnya dari Arul Gading adalah ”Alur tempat ditemukan gading”. Letak kampung Arul Gading terpotong oleh Jalan Raya Bireuen Takengon, tepatnya antara Km. 49,5 s/d KM. 56,5 tepatnya antara Kampung singah mulo dan Kampung Alur Cincin dan disahkan pada tanggal bertempat di masjid Istiqamah Arul Gading.
Secara geografis daerah ini mempunyai luas wilayah ± 6.500 Hektar dari wilayah Kabupaten Bener Meriah. Dan merupakan satu wilayah dengan keadaan tofografi dataran sampai bergelombang atau berbukit-bukit dengan ketingian 800-1650 dpl. Curah hujan rata-rata adalah 1.075 mm dan tertingi adalah 2.400 mm.
Pada dasarnya penduduk kampung Arul Gading adalah bermata pencaharian sebagai petani kopi dan juga sebagai petani palawija dan petani perkebunan pinang dan kemiri.
?